Triangulasi adalah metode yang digunakan dalam
penelitian kualitatif untuk memeriksa dan menetapkan validitas dengan
menganalisa dari berbagai perspektif.
Validitas dalam penelitian kuantitatif dilihat berdasarkan akurasi sebuah alat ukur yaitu instrumen. Validitas dalam penelitian kualitatif mengacu pada apakah temuan penelitian secara akurat mencerminkan situasi dan didukung oleh bukti.
Triangulasi merujuk pada konsistensi suatu penelitian. Tapi Patton (2001) memperingatkan bahwa inkonsistensi sebuah analisis tidak boleh dilihat sebagai kelemahan bukti, tetapi kesempatan untuk mengungkap makna lebih dalam data.
Miles dan Huberman (1984) memiliki cara yang baik untuk menjelaskan bagaimana triangulasi bekerja secara kongkrit dalam sebuah penyelidikan terhadap sebuah teka-teki:
"Detektif melibatkan instrumentasi rumit. Ketika detektif amasses sidik jari, sampel rambut, alibi, saksi mata dan sejenisnya, kasus yang dibangun mungkin cocok pada satu dugaan atau lebih. Berbagai jenis pengukuran yang menyediakan verifikasi berulang."
Validitas dalam penelitian kuantitatif dilihat berdasarkan akurasi sebuah alat ukur yaitu instrumen. Validitas dalam penelitian kualitatif mengacu pada apakah temuan penelitian secara akurat mencerminkan situasi dan didukung oleh bukti.
Triangulasi merujuk pada konsistensi suatu penelitian. Tapi Patton (2001) memperingatkan bahwa inkonsistensi sebuah analisis tidak boleh dilihat sebagai kelemahan bukti, tetapi kesempatan untuk mengungkap makna lebih dalam data.
Miles dan Huberman (1984) memiliki cara yang baik untuk menjelaskan bagaimana triangulasi bekerja secara kongkrit dalam sebuah penyelidikan terhadap sebuah teka-teki:
"Detektif melibatkan instrumentasi rumit. Ketika detektif amasses sidik jari, sampel rambut, alibi, saksi mata dan sejenisnya, kasus yang dibangun mungkin cocok pada satu dugaan atau lebih. Berbagai jenis pengukuran yang menyediakan verifikasi berulang."
SUMBER