TUJUAN DAN FUNGSI PENELITIAN PENDIDIKAN
A.
Tujuan Penelitian Pendidikan
1. Memperoleh
informasi baru
Dalam
mengumpulkan data, harus dilakukan secara obyektif. Pencarian dan pengumpulan
informasi atau data, peneliti dapat menggunakan data skunder. Jika informasi atau data dapat dikumpulkan oleh
peneliti berdasarkan fakta-fakta, maka data tersebut sebagai data baru bagi
peneliti.
2. Mengembangkan dan menjelaskan
Mengembangkan
perubahan dan kemajuan yang dicapai oleh individu, kelompok ataupun organisasi
dalam kurun waktu tertentu. Selanjutnya peneliti berupaya mengkaji teori-teori
yang didukung fakta-fakta yang ada, sehingga peneliti akan sampai pada
pemberian pernyataan sementara yang sering disebut sebagai hipotesis
penelitian.
3. Menerangkan, memprediksi, dan
mengontrol suatu ubahan
Variabel
atau ubahan adalah simbol yang digunakan untuk mentransfer gejala ke dalam data
penelitian. Biasanya variabel muncul pada tingkat intensitas yang berbeda
sehingga variabel itu adalah variabel lebel. Ada beberapa variabel yang biasa
digunakan dalam suatu penelitian, yaitu: variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang memberi
pengaruh atau diuji pengaruhnya terhadap variabel lain, disebut juga variabel
perlakuan, variabel eksperimen atau variabel intervensi. Variabel terikat (dependent
variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, disebut
juga variabel hasil, variabel pos tes atau variabel kriteria. Selain dua
variabel di atas, dalam suatu penelitian biasa dijumpai Variabel ekstranus (extraneous
variabel) dan variabel penyela (intervening variable). Variabel
ekstranus adalah variabel-variabel yang apabila tidak dikontrol akan
berpengaruh terhadap variabel terikat. Sedangkan variabel penyela adalah
variabel yang kemungkinan besar berpengaruh terhadap hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat tetapi sulit untuk dikontrol.
B.
Fungsi Penelitian Pendidikan
1.
Fungsi penelitian berdasarkan jenis penelitian.
a.
Penelitian Dasar (Basic
Research)/ Penelitian Murni/Penelitian
Pokok
Tujuan
penelitian dasar adalah:
(1).
Menambah pengetahuan prinsip-prinsip dasar dan hukum-hukum ilmiah
(2).
Meningkatkan pencarian dan metodologi ilmiah (Nana Syaodih, 2005)
Dalam bidang pengetahuan
sosial, termasuk hasil penelitian bidang pendidikan, ada dua kemungkinan
terjadi, (1). dapat memperkuat, mengubah, atau menolak hasil temuan dari
paradigma lama. (2). Hasil penelitian yang baru menghasilkan suatu yang
memperkuat, membedakan, atau bertentangan dengan hasil penelitian yang lama.
Syaodih (2005) menjelaskan bahwa penelitian dasar diarahkan untuk mengetahui,
menjelaskan dan memprediksi fenomena-fenomena alam dan sosial. Teori bisa
didukung atau tidak didukung oleh pengalaman. Teori yang didukung oleh
kenyataan-kenyataan empiris disebut hukum ilmiah (scientific law).
Pengetahuan baru secara tidak langsung akan mempengaruhi pemikiran dan persepsi
orang yang akibatnya bisa mempengaruhi atau tidak mempengaruhi perbuatan orang
tersebut.
b.
Penelitian Terapan
Penelitian
terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan praktis, penerapan
dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam
kehidupan nyata. Implikasi dari penelitian terapan dinyatakan dalam rumusan
yang bersifat umum. Penelitian terapan bersifat abstrak dan umum dalam bidang
tertentu, bukan pengetahuan yang bersifat universal. Dampak dari penelitian
terapan terasa setelah periode waktu tertentu. Penelitian terapan mendorong
penelitian lebih lanjut, menyarankan teori dan praktek baru serta mendorong
pengembangan metodologi.
c.
Penelitian Evaluatif
Penelitian
evaluatif (evaluation research) difokuskan pada suatu kegiatan berbentuk
program, proses, ataupun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat,
organisasi, ataupun lembaga. Penelitian ini dapat menilai manfaat atau
kegunaan, sumbangan dan kelayakan dari sesuatu kegiatan dalam satu unit. Ada
dua macam penelitian evaluatif yaitu penelitian tindakan (action research) dan
penelitian kebijakan (policy research). Penelitian tindakan dilakukan
oleh para pelaksana untuk memecahkan masalah yang dihadapi atau memperbaiki
suatu pelaksanaan suatu kegiatan. Penelitian tindakan menekankan baik pada
proses maupun hasil dari perubahan-perubahan strategi dan teknik yang
digunakan.
Perbedaan
antara Penelitian Dasar, Terapan dan Evaluatif
|
Penelitian
Dasar
|
Penelitian
Terapan
|
Penelitian
Evaluatif
|
Bidang
Penelitian
|
1. Penelitian
bidang fisik, perilaku dan sosial
|
1. Bidang aplikasi:
kedokteran, rekayasa, pendidikan
|
1.Pelaksanaan
berbagai program
atau kegiatan berbagai tempat
|
Tujuan
|
1. Menguji teori,
dalil, prinsip dasar
|
1. Menguji
keguna-an teori dalam bidang tertentu
|
1.Menilai
Keberhasilan
kegiatan secara
spesifik
|
|
2.Menentukan
hubungan empiris
antar fenomena dan
mengadakan
generalisasi analitis
|
2.Menentukan
hubungan empiris
dan generalisasi
analitis dalam
bidang
tertentu
|
2. Menilai manfaat
kegiatan secara
spesifik
|
Tingkat
Generalisasi
|
1.
Abstrak, umum
|
1. Umum tetapi
dalam
bidang
tertentu
|
1.Konkrit, spesifik
dalam aspek
tertentu.
|
|
|
|
2.Diterapkan dalam
praktik aspek
tertentu
|
Penggunaan
Hasil
|
1.Menambah
pengetahuan ilmiah dari prinsip-prinsip dasar dan hukum tertentu.
|
1. Menambah
pengetahuan
yang didasarkan
penelitian dalam
bidang tertentu.
|
1. Menambah
pengetahuan
Yang didasarkan
penelitian secara
spesifik
|
|
2.Meningkatkan
metodologi dan
cara-cara
pencarian
|
2. Meningkatkan
penelitian dan
metodologi dalam
bidang
tertentu
|
2. Meningkatkan
penelitian dan
metodologi secara
spesifik
|
|
|
|
3.Membantu dalam
pembuatan
keputusan bidang
tertentu
|
|
|
|
|
|
|
Sumber:
Reseach in Education (McMillan dan Schumacher, 2001:18
2.
Fungsi penelitian berdasarkan tujuan
a.
Penelitian Deskriptif
Penelitian
deskriptif (descriptive research) ditujukan untuk mendeskripsikan suatu
keadaan
atau fenomena.. Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan suatu keadaan saja,
tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya,
disebut penelitian perkembangan (developmental studies). Dalam
penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang
waktu, dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu.
Penelitian longitudinal menunjuk pada penelitian-penelitian individu atau
satuan lain, dimana pengukuran unit yang sama diulang diberbagai waktu
sepanjang jalannya penelitian. Sedangkan penelitian cross sectional,
misalnya kemampuan berbahasa pada masa atau tahapan perkembangan seseorang
berdasarkan usia kronologis: bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja dilakukan
secara bersamaan.
b.
Penelitian Prediktif
Penelitian
prediktif (predictive research), untuk memprediksi atau memperkirakan
apa yang akan terjadi pada saat yang akan datang. Dengan melihat perkembangan
selama jangka waktu tertentu, pada saat ini atau saat yang lalu dapat dilihat
kecenderungannya pada masa yang akan datang.
c.
Penelitian Improftif
Penelitian
improftif (improvetive research) ditujukan untuk memperbaiki,
meningkatkan atau menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu
program. Untuk memperbaiki dan menyempurnakan pelaksana program atau kegiatan
digunakan penelitian tindakan atau action research, sedang untuk memperbaiki,
meningkatkan atau menghasilkan program yang standar atau model digunakan
penelitian dan pengembangan atau research and development.
d.
Penelitian Eksplanatif
Penelitian
eksplanatif (explanative research) ditujukan untuk memberikan penjelasan
tentang hubungan antar fenomena atau variabel. Menjelaskan melalui teori yang
didukung fakta-fakta yang menunjang yang ada, sampai pada pemberian pernyataan
sementara yang disebut sebagai hipotesis penelitian.