Friday, May 11, 2018

Rangkuman FILSAFAT


Rangkuman FILSAFAT
Berfikir filsafati berarti berfikir untuk menemukan kebenaran secara tuntas. Analisis filsafati tentang filsafat ilmu harus ditekankan pada upaya keilmuan dalam upaya mencari kebenaran. Kebenaran terkait erat dengan aspek-aspek moral, seperti kejujuran. Analisis filsafati ilmu tidak bolah berhenti pada upaya untuk meningkatkan penalaran keilmuan, tetapi sekaligus harus mencakuyp pendewasaan moral keilmuan. 

Filsafat ilmu mempunyai wilayah lebih luas dan perhatian lebih transenden daripada ilmu-ilmu. Oleh karena itu,
filsafatpun mempunyai wilayah lebih luas daripada peyelidikan tentang cara kerja ilmu-ilmu. Filsafat ilmu bertugas meneliti hakekat ilmu. Diantaranya paham tentang kepastian, kebenaran dan obje
Filsafat ilmu harus merupakan pengetahuan tentang ilmu yang didsekati secara filsafati dengan tujuan untuk lebih memfungsionalkan wujud keilmuan, baik secaa moral, intelektual, maupun sosial. Filsafat ilmu harus mencakup bukan saja pembahasan mengenai ilmu itu sendiri beserta segenap perangkatnya, melainkan sekaligus kaitan ilmu dengan beberapa aspek kehidupan, seperti pendideikan, kebudayaan, moral sosiasl, dan politik. Demikian juga pembahasan yang bersifat analitis dari tiap-tiap unsur bahasan harus diletakkan dalam kerangka berfikir secara keleseluruhan.

Dengan menunjukkan sketsa umum hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan serta garis besar mengenai kelahiran dan perkembangan ilmu pengetahuan yang pada gilirannya melahirkan suatu cabang filsafat ilmu kiranya menjadi jelas bahwa filsafat ilmu bukanlah sekedar metode atau tata-cara penulisan karya ilmiah ataupun penelitian. Filsafat ilmu adalah refleki filsafati yang tidak pernah mengenal titik henti dalam menjelajahi kawasan ilmiah untuk mencapai kebenaran atau kenyataan, sesuatu yang memang tidak pernah akan habis dipikirkan dan tidak pernah akan selesai diterangkan.
Hakikat ilmu adalah sebab fundamental dan kebenaran universal yang implisit melekat di dalam dirinya. Dengan memahami Filsafat Ilmu, berarti memahami seluk-beluk ilmu yang paling mendasar sehingga dapat dipahami pula perspektif ilmu, kemungkinan perkembangannya, keterjalinan antar (cabang) ilmu yang satu dengan yang lain, simplifikasi dan artifisialitasnya.
Memasukkan mata kuliah Filsafat Ilmu ke dalam kurikulum adalah tepat, dalam kerangka peningkatan mutu akademik. Sebab filsafat ilmu adalah implisit dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi, dan implisit dalam paradigma “manusia Indonesia sutuhnya” yang di dalam penalarannya pertama-tama dan terutama harus mampu dan sanggup melakukan terobosan ke kawasan yang paling mendasar, ke kawasan untuk memahami hakikat ilmu sampai batas ultimate.
Dengan memahami seluk-beluk ilmu secara ilmiah-filsafati, tanpa harus menjadi seorang filsuf, akan menjadikan masing-masing orang sebagai ilmuwan atau sarjana yang arif, terhindar dari kecongkakan intelektual yang memuakkan, dan terhindar dari arus yang memandang kebenaran ilmiah sebagai barang jadi, selesai dan mandeg dalam kebekuan normatif untuk diulang-ulang sebagai barang hafalan.

Pertanyaan Untuk Bahan Diskusi
  1. Mengapa ilmu memerlukan telaahan kritis dan radikal dari filsafat?
  2. Jelaskan hubungan filsafat dengan ilmu ?
  3. jelaskan makna filsafat ilmu?
  4. apa yang dimaksud dengan pernyataan bahwa filsafat ilmu merupakan refleksi sekunder?
  5. jelaskan dampak dari perkembangan ilmu yang tidak memperhatikan dimensi etika?
  6. Jelaskan bagaimana pandangan Thomas Kuhn mengenai revolusi ilmiah?
  7. Jelaskan ciri utama dan paradigma dari ilmu modern?
  8. jelaskan lingkup dan bidang kajian filsafat ilmu?
  9. jelaskan persesuaian dan perbeaan antara filsafat dengan ilmu?
  10. Jelaskan hubungan antara Filsafat, Ilmu dan Filsafat ilmu?
  11. Jelaskan posisi filsafat ilmu dalam epistemologi?
  12. 1jelaskan apa yang dimaksud dengan keterbatasan ilmu, dan apa saja pokok-pokok keterbatasannya
  13. Jelaskan dengan bahasa sendiri manfaat mempelajari filsafat ilmu, dan bagaimana aplikasinya bagi kehidupan saudara?

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 1982. Filsafat Islam. Semarang. Toha Putra.
Abubakar Aceh, 1982. Sejarah Filsafat Islam, Surakarta. Ramadhani Sala
Endang Saifudin Anshori. 1979. Ilmu, Filsafat dan Agama, Surabaya: Bina Ilmu, 
Frithjof Schuon. 1994. Islam dan Filsafat Perenial. Bandung. Mizan. (terj. Rahmani Astuti)
H.M. Rasjidi, 1970. Filsafat Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 
Harold H Titus. 1959, Living issues in philosophy, New York, American Book 
Ismaun, 2000. Catatan Kuliah Filsafat Ilmu (Jilid 1 dan 2), Bandung. UPI
Jujun S Suriasumantri, 1996. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, Jakarta Pustaka Sinar Harapan, 
Oemar Amin Hoesen. 1964. Filsafat Islam. Jakarta. Bulan Bintan
Sastrapratedja. (ed). 1982. Manusia Multi Dimensional. Jakarta. Gramedia
Suharsaputra, U., 2004. Filsafat Ilmu. Universitas Kuningan