Rangkuman FILSAFAT
Berfikir filsafati berarti berfikir untuk menemukan
kebenaran secara tuntas. Analisis filsafati tentang filsafat ilmu harus
ditekankan pada upaya keilmuan dalam upaya mencari kebenaran. Kebenaran terkait
erat dengan aspek-aspek moral, seperti kejujuran. Analisis filsafati ilmu tidak
bolah berhenti pada upaya untuk meningkatkan penalaran keilmuan, tetapi
sekaligus harus mencakuyp pendewasaan moral keilmuan.
Filsafat ilmu mempunyai wilayah lebih luas dan
perhatian lebih transenden daripada ilmu-ilmu. Oleh karena itu,
filsafatpun mempunyai wilayah lebih luas daripada peyelidikan tentang cara kerja ilmu-ilmu. Filsafat ilmu bertugas meneliti hakekat ilmu. Diantaranya paham tentang kepastian, kebenaran dan obje
filsafatpun mempunyai wilayah lebih luas daripada peyelidikan tentang cara kerja ilmu-ilmu. Filsafat ilmu bertugas meneliti hakekat ilmu. Diantaranya paham tentang kepastian, kebenaran dan obje
Filsafat ilmu harus merupakan pengetahuan tentang
ilmu yang didsekati secara filsafati dengan tujuan untuk lebih memfungsionalkan
wujud keilmuan, baik secaa moral, intelektual, maupun sosial. Filsafat ilmu
harus mencakup bukan saja pembahasan mengenai ilmu itu sendiri beserta segenap
perangkatnya, melainkan sekaligus kaitan ilmu dengan beberapa aspek kehidupan,
seperti pendideikan, kebudayaan, moral sosiasl, dan politik. Demikian juga
pembahasan yang bersifat analitis dari tiap-tiap unsur bahasan harus diletakkan
dalam kerangka berfikir secara keleseluruhan.
Dengan menunjukkan sketsa umum hubungan filsafat
dan ilmu pengetahuan serta garis besar mengenai kelahiran dan perkembangan ilmu
pengetahuan yang pada gilirannya melahirkan suatu cabang filsafat ilmu kiranya
menjadi jelas bahwa filsafat ilmu bukanlah sekedar metode atau tata-cara
penulisan karya ilmiah ataupun penelitian. Filsafat ilmu adalah refleki
filsafati yang tidak pernah mengenal titik henti dalam menjelajahi kawasan
ilmiah untuk mencapai kebenaran atau kenyataan, sesuatu yang memang tidak
pernah akan habis dipikirkan dan tidak pernah akan selesai diterangkan.
Hakikat ilmu adalah sebab fundamental dan kebenaran
universal yang implisit melekat di dalam dirinya. Dengan memahami Filsafat
Ilmu, berarti memahami seluk-beluk ilmu yang paling mendasar sehingga dapat
dipahami pula perspektif ilmu, kemungkinan perkembangannya, keterjalinan antar
(cabang) ilmu yang satu dengan yang lain, simplifikasi dan artifisialitasnya.
Memasukkan mata kuliah Filsafat Ilmu ke dalam
kurikulum adalah tepat, dalam kerangka peningkatan mutu akademik. Sebab
filsafat ilmu adalah implisit dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi,
dan implisit dalam paradigma “manusia Indonesia sutuhnya” yang di dalam
penalarannya pertama-tama dan terutama harus mampu dan sanggup melakukan
terobosan ke kawasan yang paling mendasar, ke kawasan untuk memahami hakikat
ilmu sampai batas ultimate.
Dengan memahami seluk-beluk ilmu secara
ilmiah-filsafati, tanpa harus menjadi seorang filsuf, akan menjadikan masing-masing
orang sebagai ilmuwan atau sarjana yang arif, terhindar dari kecongkakan
intelektual yang memuakkan, dan terhindar dari arus yang memandang kebenaran
ilmiah sebagai barang jadi, selesai dan mandeg dalam kebekuan normatif untuk
diulang-ulang sebagai barang hafalan.
Pertanyaan Untuk Bahan Diskusi
- Mengapa ilmu memerlukan telaahan kritis dan radikal dari filsafat?
- Jelaskan hubungan filsafat dengan ilmu ?
- jelaskan makna filsafat ilmu?
- apa yang dimaksud dengan pernyataan bahwa filsafat ilmu merupakan refleksi sekunder?
- jelaskan dampak dari perkembangan ilmu yang tidak memperhatikan dimensi etika?
- Jelaskan bagaimana pandangan Thomas Kuhn mengenai revolusi ilmiah?
- Jelaskan ciri utama dan paradigma dari ilmu modern?
- jelaskan lingkup dan bidang kajian filsafat ilmu?
- jelaskan persesuaian dan perbeaan antara filsafat dengan ilmu?
- Jelaskan hubungan antara Filsafat, Ilmu dan Filsafat ilmu?
- Jelaskan posisi filsafat ilmu dalam epistemologi?
- 1jelaskan apa yang dimaksud dengan keterbatasan ilmu, dan apa saja pokok-pokok keterbatasannya
- Jelaskan dengan bahasa sendiri manfaat mempelajari filsafat ilmu, dan bagaimana aplikasinya bagi kehidupan saudara?
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. 1982. Filsafat Islam. Semarang. Toha Putra.
Abubakar Aceh, 1982. Sejarah Filsafat Islam, Surakarta. Ramadhani Sala
Endang Saifudin Anshori. 1979. Ilmu, Filsafat dan Agama, Surabaya: Bina
Ilmu,
Frithjof Schuon. 1994. Islam dan Filsafat Perenial. Bandung. Mizan.
(terj. Rahmani Astuti)
H.M. Rasjidi, 1970. Filsafat Agama, Jakarta: Bulan Bintang,
Harold H Titus. 1959, Living issues in philosophy, New York, American
Book
Ismaun, 2000. Catatan Kuliah Filsafat Ilmu (Jilid 1 dan 2), Bandung. UPI
Jujun S Suriasumantri, 1996. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer,
Jakarta Pustaka Sinar Harapan,
Oemar Amin Hoesen. 1964. Filsafat Islam. Jakarta. Bulan Bintan
Sastrapratedja. (ed). 1982. Manusia Multi Dimensional. Jakarta. Gramedia
Suharsaputra, U., 2004. Filsafat Ilmu. Universitas Kuningan