DEFINISI
METODE DESKRIPTIF
Metode deskriptif dapat diartikan
sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan
subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan
yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
apa adanya.
Menurut Nazir (1988: 63) dalam Buku Contoh Metode Penelitian, metode deskriptif
merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,
suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.
Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan
bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas.
Menurut Whitney (1960: 160) metode
deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
Dapat dikatakan bahwa penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual.
CIRI-CIRI
METODE DESKRIPTIF
Terdapat ciri-ciri yang pokok pada
metode deskriptif, antara lain adalah:
- Memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada saat penelitian dilakukan atau permasalahan yang bersifat aktual
- Menggambarkan fakta tentang permasalahan yang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang seimbang.
- Pekerjaan peneliti bukan saja memberika gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis, membuat prediksi, serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah.
JENIS
PENELITIAN DESKRIPTIF
Menurut Nazir (1988: 64-65)
mengemukakan bahwa ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat
yang digunakan, serta tempat dan waktu, maka penelitian dibagi menjadi beberapa
jenis, yaitu:
a.
Metode survei
Metode survei adalah penyelidikan yang
diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari
keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi,
atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. (Nazir, 1988: 65)
Kerlinger mengemukakan bahwa metode
survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi
tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif distribusi, dan hubungan
antar variabel. Sosiologi, maupun psikologis.
Survei pada dasarnya tidak berbeda
dengan research (penelitian). Pemakaian kedua istilah ini kerap kali hanya
dimaksudkan untuk memberikan penekanan mengenai ruang lingkup. Research
memusatkan diri pada salah satu atau beberapa aspek dari objeknya. Sedangkan
survei bersifat menyeluruh yang kemudian akan dilanjutkan secara khusus pada
aspek tertentu bilamana diperlukan studi yang lebih mendalam (Zulnaidi, 2007:
11)
Lebih lanjut lagi Zulnaidi (2007:
11-12) mengemukakan beberapa studi yang termasuk dalam metode survei yakni:
- Survei kelembagaan (institutional survei)
- Analisis jabatan/ pekerjaan (job analysis)
- Analisis dokumen (documentary analysis)
- Analisis isi (content analysis)
- Survei pendapat umum (public oppinion survey)
- Survey kemasyarakatan (community survey)
Nazir (1988: 65) dalam bukunya Metode
Penelitian, mengemukan terdapat banyak sekali penelitian yang dapat dilakukan
dengan menggunakan metode survei, diantaranya adalah survei masalah
kemasyarakatan, survei komunikasi dan pendapat umum, survei masalah politik,
survei masalah pendidikan, dan lain sebagainya.
b.
Metode deskriptif kesinambungan
Metode deskriptif dapat diartikan
sebagai penelitian yang dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan
sehingga diperoleh pengetahuan yang menyeluruh mengenai masalah, fenomena, dan
kekuatan-kekuatan sosial yang diperoleh jika hubungan-hubungan fenomena dikaji
dalam suatu periode yang lama.
Menurut Nazir (1988: 65) mendefinisikan
metode deskriptif berkesinambungan atau continuity descriptive research sebagai
kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu
objek penelitian. Salah satu contoh metode penelitian deskriptif
berkesinambungan ini dilakukan oleh Whitney dan Milholland (1930) yang
mempelajari status akademis dari mahasiswa tingkat persiapan dari Colorado
State College of Education pada tahun 1930. Penelitian dilakukan
dalam waktu empat tahun, dengan menelusuri status akademis sejak tingkat
persiapan sampai dengan lulus sarjana muda.
c.
Penelitian studi kasus
Penelitian studi kasus memusatkan diri
secara intensive terhadap satu objek tertentu, dengan cara mempelajari sebagai
suatu kasus. Berbagai unit sosial seperti seorang murid menunjukkan kelainan,
sebuah kelompok keluarga, sebuah kelompok anak nakal, sebuah desa, sebuah
lembaga sosial dan lain-lain dapat diselidiki secara intensive, baik secara
menyeluruh maupun mengenai aspek-aspek tertentu yang mendapat perhatian khusus.
(Zulnaidi, 2007: 13)
Menurut Bogdan dan Bikien (1982)
merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang
subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.
Menurut Maxfield (1930: 117-122) dalam
Nazir (1988: 66) mendefinisikan penelitian studi kasus adalah penelitian
tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau
khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan
gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta
karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang
kemudian, dari sifat-sifat khas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
Penelitian studi kasus menurut Stake
(2005) terdapat 3 jenis penelitian studi kasus yang dibagi berdasarkan
karakteristik dan fungsinya, yakni:
- Penelitian studi kasus mendalam
- Penelitian studi kasus instrumental
- Penelitian studi kasus jamak
Tidak berbeda jauh, Creswell (2007)
juga membagi penelitian studi kasus menjadi 3 jenis. Dalam penelitian studi
kasus tentunya terdapat langkah-langkahnya. Menurut Yin (1994), terdapat
langkah-langkah dalam melakukan penelitian studi kasus yakni secara singkat
seperti di bawah ini:
a)
Merancang studi kasus
Dalam merancang studi kasus, terdapat
dua langkah yakni melakukan pembekalan pengetahuan dan keterampilan serta
melakukan pengembangan dan pengkajian ulang penelitian.
b)
Melakukan studi kasus
Dalam langkah kedua ini terdapat tiga
langkah yakni 1) penentuan teknik pengumpulan data; 2) penyebaran alat
pengumpulan data; dan 3) penganalisisan bukti studi kasus yang terkumpul.
c)
Melakukan pengembangan, implikasi, dan saran
Tahap ini merupakan tahap akhir dari
setiap penelitian sebagai upaya melaporkan hasil penelitiannya kepada semua
orang.
Nazir (1988: 68) mengemukakan bahwa
langkah-langkah pokok dalam meneliti kasus adalah sebagai berikut: 1) menemukan
rumusan tujuan penelitian; 2) tentukan unit-unit studi, sifat-sifat serta
proses-proses apa yang akan menuntun penelitian; 3) tentukan rancangan serta
pendekatan dalam memilih unit-unit dan teknik pengumpulan data mana yang
digunakan. Sumber-sumber data apa yang tersedia; 4) kumpulkan data; 5)
organisasikan informasi serta data yang terkumpul dan analisa untuk membuat
interpretasi serta generalisasi; 6) susun laporan dengan memberikan kesimpulan
serta implikasi dari hasil penelitian.
d.
Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas
Menurut Nazir (1988: 71) dalam buku
Metode Penelitian mengemukakan bahwa penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas
merupakan penelitian yang ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci
aktivitas dan pekerjaan manusia, dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan
rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.
Lebih lanjut Nazir mengemukakan bahwa
studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan-kelakuan pekerja, buruh,
petani, guru, dan lain sebagainya terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan
tugas, penggunaan waktu secara efisien dan efektif.
e.
Penelitian tindakan (action research)
Penelitian tindakan merupakan
penelitian yang berfokus pada penerapan tindakan yang dengan tujuan
meningkatkan mutu atau memecahkan permasalahan pada suatu kelompok subjek yang
diteliti dan diamati tingkat keberhasilannya atau dampak dari tindakannya.
Menurut Grundy dan Kemmis (1990: 322) mengemukakan bahwa penelitian tindakan
memiliki dua tujuan pokok, yaitu meningkatkan (improve) dan melibatkan (involve).
Maksudnya, penelitian tindakan bertujuan meningkatkan bidang praktik,
meningkatkan pemahaman praktik yang dilakukan oleh praktisi, dan meningkatkan
situasi tempat praktik dilaksanakan. Penelitian tindakan juga berusaha
melibatkan pihak-pihak terkait, jika penelitian tindakan dilaksanakan di
sekolah, maka pihak terkait antara lain adalah kepala sekolah, guru, siswa,
karyawan, dan orang tua siswa.
Penelitian ini sering digunakan oleh
para peneliti di bidang pendidikan yang sering disebut sebagai penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research).
Menurut Kemmis dan McTaggart (1982)
mengungkapkan bahwa dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat model yang
digunakan yakni siklus yang akan selalu berputar.
Di awali oleh langkah perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Bilamana peneliti belum puas dengan hasil yang
diperoleh, maka dapat dilanjutkan pada siklus yang kedua, ketiga, dan
seterusnya dengan langkah-langkah yang sama sampai peneliti tersebut puas
dengan hasil yang diperoleh.
f.
Penelitian Perpustakaan
Penelitian perpustakaan merupakan
kegiatan mengamati berbagai literatur yagn berhubungan dengan pokok
permasalahan yang diangkat baik itu berupa buku, makalah ataupun tulisan yang
sifatnya membantu sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam proses
penelitian. Menurut Kartini Kartono (1986: 28) dalam buku Pengantar Metodologi
Research Sosial mengemukakan bahwa tujuan penelitian perpustakaan adalah
untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material
yang ada di perpustakaan, hasilnya dijadikan fungsi dasar dan alat utama bagi
praktek penelitian di lapangan.
g.
Penelitian Komparatif
Menurut Sugiono (2005: 11) penelitian
komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.
Dalam buku metode penelitian karangan
M. Nazir (1988: 69-70) terdapat keunggulan dan kelemahan dari metode penelitian
komparatif. Keunggulannya adalah sebagai berikut:
- Metode komparatif dapat mensubtitusikan metode eksperimental karena beberapa alasan: 1) jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui atau diselidiki hubungan sebab akibatnya; 2) apabila teknik untuk mengadakan variabel kontrol dapat menghalangi penampilan fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanya interaksi secara normal; 3) penggunaan laboratorium untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena kendala teknik, keuangan, maupun etika dan moral.
- Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat statistik yang lebih maju, membuat penelitian komparatif dapat mengadakan estimasi terhadap parameter-parameter hubungan kausal secara lebih efektif.
- Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut:
- Penelitian komparatif yang bersifat ex post facto, mengakibatkan penelitian tersebut tidak mempunyai kontrol terhadap variabel bebas
- Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor penyebab suatu hubungan kausal yang diselidiki benar-benar relevan.
- Interaksi antarfaktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu fenomena menjadi sukar untuk diketahui.
- Ada kalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi belum tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab akibat.
- Mengkategorisasikan subjek dalam dikhotomi untuk tujuan perbandingan dapat menjurus pada pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah, akibatnya kategori dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar, menghendaki value judgement dan tidak kokoh.
Lebih lanjut lagi Nazir (1988: 70)
menjabarkan beberpa langkah pokok dalam studi komparatif, yaitu: 1) rumuskan
dan definisikan masalah; 2) jajaki dan teliti literatur yang ada; 3) rumuskan
kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-asumsi yang dipakai; 4)
buatlah rancangan penelitian dengan cara memilih subjek yang digunakn dengan
teknik pengumpulan data yang diinginkan, dan mengkategorikan sifat-sifat atau
atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan masalah yang ingin
dipecahkan, untuk mempermudah analisa sebab akibat; 5) uji hipotesa, membuat
interpretasi terhadap hubungan dengan teknik statistik yang tepat; 6) membuat
generalisasi, kesimpulan, serta implikasi kebijakan; dan 7) menyusun laporan
dengan cara penulisan ilmiah.