5 Jenis Metode
Penelitian Kualitatif – Pendekatan dan Karakteristiknya
Ranah
keilmuan tentunya tak lepas dari penelitian ilmiah yang dilakukan untuk
mengkaji berbagai fenomena-fenomena yang ada dalam kehidupan sesungguhnya, tak
terkecuali pada ilmu komunikasi. Secara garis besar, penelitian ilmiah terbagi
menjadi penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang bersifat terhitung serta
terbukti dengan angka, dan penelitian kualitatif. Kita akan mengulas lebih
lanjut mengenai penelitian kualitatif beserta jenis-jenisnya pada pembahasan
kali ini. (Baca juga: Analisis
Framing)
Penelitian
Kualitatif
Berbeda
dengan penelitian kuantitatif yang berbasis pada perhitungan angka dan
statistika, penelitian kualitatif memiliki dasar deskriptif guna memahami suatu
fenomena dengan lebih mendalam. Penelitian kualitatif menggunakan landasan
teori sebagai panduan untuk memfokuskan penelitian, serta menonjolkan proses
dan makna yang terdapat dalam fenomena tersebut.
Perbedaan
yang paling mendasar antara penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah alur
teori dan data, dimana penelitian kuantitatif bermula dari teori yang
dibuktikan dengan data lapangan; sedangkan penelitian kualitatif berangkat dari
data lapangan dan menggunakan teori yang sudah ada sebagai pendukung, lalu
hasilnya akan memunculkan teori dari data tersebut.
Ciri – ciri Penelitian Kualitatif
Untuk
lebih memahami mengenai penelitian kualitatif, berikut adalah ciri-ciri dasar
yang perlu diketahui:
- Bersifat deskriptif analitis, terlihat dari caranya mengumpulkan dan merekap data yang bukan dicatat dalam bentuk angka namun penjelasan sejelas-jelas dan sedalam-dalamnya. (Baca juga: Teori Efek Media Massa)
- Bersifat induktif, yaitu peneltiian dimulai dari data atau fenomena yang ada di lapangan yang kemudian memunculkan teori. (Baca juga: Teori Komunikasi Politik)
- Menggunakan teori yang sudah ada sebagai pedoman dan pendukung, karena meski berangkat dari data namun tetap saja teori digunakan sebagai fokus pembatas dari objek penelitian. (Baca juga: Teori Dramaturgi)
- Berfokus pada makna yang terdapat dalam suatu fenomena yang diteliti, yang dapat digali dari persepsi objek penelitian. (Baca juga: Teori Komunikasi Organisasi)
- Mengutamakan akan pentingnya proses penelitian yang berjalan, bukan semata mengacu pada hasil yang ingin dicapai. (Baca juga: Teori Spiral Keheningan)
Jenis Penelitian
Kualitatif
Setelah
memahami apa itu penelitian kualitatif, selanjutnya kita akan membahas apa saja
jenis penelitian yang ada dalam penelitian kualitatif. Berikut adalah
jenis-jenis penelitian kualitatif yang biasa digunakan dalam penelitian ilmu
sosial, termasuk ilmu komunikasi:
A. Fenomenologi
Jenis
Metode Penelitian Kualitatif yang pertama adalah fenomenologi. Kata
fenomenologi Berasal kata dari bahasa Yunani, phainomenon yang
berarti penampakan diri dan logos yang berarti akal, studi
fenomenologi merupakan penelitian yang mengkhususkan pada fenomena dan realitas
yang tampak untuk mengkaji penjelasan di dalamnya. Fenomenologi sendiri
memiliki dua makna yaitu sebagai filsafat sains dan juga metode penelitian,
yang bertujuan mencari arti atau makna dari pengalaman yang ada dalam
kehidupan.
Fenomenologi
akan menggali data untuk menemukan makna dari hal-hal mendasar dan esensial
dari fenomena, realitas, atau pengalaman yang dialami oleh objek
penelitian. (Baca juga: Teori
Fenomenologi)
Penelitian
fenomenologi dapat dimulai dengan memperhatikan dan menelaah fokus fenomena
yang hendak diteliti, yang melihat berbagai aspek subjektif dari perilaku
objek. Kemudian, peneliti melakukan penggalian data berupa bagaimana pemaknaan
objek dalam memberikan arti terhadap fenomena terkait. Penggalian data ini
dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam kepada objek atau informan dalam
penelitian, juga dengan melakukan observasi langsung mengenai bagaimana objek
peneltiian menginterpretasikan pengalamannya kepada orang lain.
B. Etnografi
Berangkat
dari dasar ilmu antropologi atau kajian budaya, etnografi merupakan metode
penelitian yang melihat kajian bahasa dalam perilaku sosial dan komunikasi
masyarakat dan bagaimana bahasa tersebut diterapkan berdasarkan konsep budaya
yang terkait. Kajian etnografi memiliki dua dasar konsep yang menjadi landasan
penelitian, yaitu aspek budaya (antropologi) dan bahasa (linguistik), dimana
bahasa dipandang sebagai sistem penting yang berada dalam budaya
masyarakat. (Baca juga: Etnografi
Komunikasi)
Metode
penelitian etnografi memiliki tujuan untuk mengkaji bentuk dan fungsi bahasa
yang tersedia dalam budaya serta digunakan untuk berkomunikasi individu di
dalamnya, serta melihat bagaimana bentuk dan fungsi bahasa tersebut menjadi
bagian dari kehidupan masyarakat. Selain itu, metode etnografi juga
menginterpretasikan kelompok sosial, sistem yang berlaku dan peran yang
dijalankan, serta interaksi sosial yang terjadi dalam suatu masyarakat.
Metode etnografi biasanya digunakan untuk berfokus pada kegiatan atau ritual
tertentu dalam masyarakat, bahasa, kepercayaan, cara-cara hidup, dan lain
sebagainya.
C. Studi Kasus
Sesuai
dengan namanya, metode penelitian studi kasus meneliti suatu kasus atau
fenomena tertentu yang ada dalam masyarakat yang dilakukan secara mendalam
untuk mempelajari latar belakang, keadaan, dan interaksi yang terjadi. Studi
kasus dilakukan pada suatu kesatuan sistem yang bisa berupa suatu program,
kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang ada pada keadaan atau
kondisi tertentu.
Karena
khusus meneliti suatu hal atau sistem tertentu, penelitian studi kasus bukanlah
dilakukan untuk menarik kesimpulan terhadap fenomena dari suatu populasi atau
kumpulan tertentu melainkan khusus untuk kejadian atau fenomena yang diteliti
saja. (Baca juga: Konvergensi
Media)
Meski
mencakup satu kesatuan sistem, penelitian studi kasus tidak harus meneliti satu
orang atau idnividu saja, namun bisa dengan beberapa orang atau objek yang
memiliki satu kesatuan fokus fenomena yang akan diteliti. Untuk mendapatkan
data yang mendalam, penelitian studi kasus menggunakan teknik wawancara,
observasi, sekaligus studi dokumenter yang kemudian akan dianalisis menjadi
suatu teori. Studi kasus akan memahami, menelaah, dan kemudian menafsirkan
makna yang didapat dari fenomena yang diteliti tersebut.
D. Metode Historis
Penelitian
selanjutnya adalah metode historis, yaitu penelitian yang memiliki fokus
penelitian berupa peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu dan melakukan
rekonstruksi masa lalu denga sumber data atau saksi sejarah yang masih ada
hingga saat ini. Sumber data tersebut bisa diperoleh dari berbagai catatan
sejarah, artifak, laporan verbal, maupun saksi hidup yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenaran persaksiannya. Karena mengkaji peristiwa yang
sudah berlalu, ciri khas dari penelitian historis adalah waktu; dimana fenomena
dilihat perkembangan atau perubahannya berdasarkan pergeseran waktu. (Baca
juga: Nilai
Berita)
Ciri
lain dari metode historis adalah kajian penelitian lebih banyak bergantung pada
data observasi orang lain yang sudah terlebih dahulu melakukan penelitian,
bukan hanya data observasi milik peneliti itu sendiri. Selain itu, sumber data
yang digunakan haruslah bersifat objektif, sistematis, akurat, serta otentik
yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta berasal dari sumber yang
tepat. Karena metode historis memiliki konse dasar waktu, perlu diperhatikan
dengan lebih teliti mengenai urutan peristiwa dan waktu-waktunya dengan detail
dan jelas.
E. Metode Teori Dasar (Grounded
Theory)
Jenis
Metode Penelitian Kualitatif lainnya ada Metode Teori Dasar. Metode teori dasar
merupakan penelitian yang dilakukan untuk menemukan suatu teori atau menguatkan
teori yang sudah ada dengan mengkaji prinsip dan kaidah dasar yang ada lalu
dibuat kesimpulan dasar yang membentuk prinsip dasar dari suatu teori. Dalam
melakukan metode ini, peneliti perlu memilah mana fenomena yang dapat dikatakan
fenomena inti dan mana yang bukan untuk dapat diambil dan dibentuk suatu teori.
Pengumpulan
data metode teori dasar ini dilakukan dengan studi lapangan, observasi,
pembandingan antara kategori, fenomena, dan situasi berdasarkan berbagai
penilaian, seperti kajian induktif, deduktif, dan verifikasi hingga datanya
bersifat jenuh. (Baca juga: Teori
Agenda Setting)
Tujuan Penelitian Kualitatif
Tujuan
penelitian kualitatif menurut Kriyantono adalah untuk menjelaskan suatu
fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan cara pengumpulan data sedalam-dalamnya
pula, yang menunjukkan pentingnya kedalaman dan detail suatu data yang
diteliti. Pada penelitian kualitatif, semakin mendalam, teliti, dan tergali
suatu data yang didapatkan maka dapat dikatakan semakin baik pula kualitas
penelitian. Namun dari segi jumlah responden atau objek penelitian, kualitatif
memiliki objek yang lebih sedikit dibanding kuantitatif karena lebih
mengedepankan kedalaman data bukan kuantitas data. (Baca juga: Metode
Penelitian Komunikasi)
Karena
penelitian mendalam pada objek tertentu yang telah dipilih dan jumlahnya
terbatas, penelitian kualitatif cenderung bersifat subjektif serta tak dapat
digeneralisasi secara umum. Penelitian kualitatif pada prakteknya banyak
menggunakan metode wawancara dan observasi dalam proses pengumpulan data di
lapangan. Tak jarang, peneliti dalam penelitian kualitatif terlibat langsung
dalam proses penelitian terutama observasi lapangan. Wawancara juga dilakukan
secara mendalam baik melalui wawancara individu atau focus group
discussion (FGD). (Baca juga: Paradigma
Komunikasi)
Demikianlah
pembahasan mengenai metode penelitian kualitatif dan jenis-jenis penelitian
yang ada di dalamnya. Semoga pembahasan ini berguna bagi Anda yang sedang
mencari informasi mengenai metode penelitian kualitatif berikut pengertian,
ciri-ciri, dan jenis yang ada di dalamnya.
SUMBER